Header Ads

Breaking News

Antara nikmat dan bahaya

kerang hijau.

Di sebagian warung nasi, lauk olahan kerang hijau selalu tersaji di deretan menu. Sebagian kerang hijau itu memang dipasok dari Teluk Jakarta.

Di Kali Baru Timur, Cilincing, Jakarta Utara, para nelayan rata-rata menjual kerang hasil melaut kepada Minah. Dia adalah pengepul kerang hijau di sana. Tempat itu nyaris berdenyut seharian. Ketika memasuki tempat Minah, suasana gang siang tetap ramai. Kaum perempuan sibuk mengupas kerang hijau hasil tangkapan.



Kata Minah, kerang hijau yang direbus akan dijual menggunakan gerobak dorong. Ada pula yang dijual mentah buat dipasok ke Muara Baru dan Muara Angke. Dia mengatakan, harga kerang hijau sudah dikupas dibanderol Rp 20 ribu per kilogram.



Minah tak peduli dengan pendapat para ahli mengatakan biota laut di Teluk Jakarta sudah tak layak dikonsumsi. Sebabnya airnya sudah tercemar. Dia menyatakan kerang hijau diolah di tempatnya aman-aman saja. Menurut Minah, sebelum dijual, kerang-kerang itu dicuci bersih. Tampilan daging kerang yang Minah jual berwarna merah dan putih. Menurutnya, jika daging kerang berwarna merah itu artinya kerang tersebut gemuk. Dan putih berati kerang tersebut dalam keadaan kurus.

"Aman dikonsumsi, enggak pake pengawet atau pewarna makanan. Cuma pakai es batu di taruh di drum aja yang daging kerang. Kita juga cuci bersih. Jadi aman untuk dimakan," kata Minah sambil tersenyum ketika ditemui merdeka.com, Jumat (31/3) lalu.



Menurut Minah, kerang hijau biasa diborong pengusaha warung makanan. Langganan Minah lebih banyak pedagang pasar. Udin, seorang penjual daging kerang hijau di salah satu pasar kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat, mengatakan biasa mendapat pasokan kerang hijau dari Muara Angke, Jakarta Utara. Udin bisa menjual kerang hijaunya seharga Rp 26 ribu per kilo. Langganannya beragam, mulai dari pemilik warung makanan sampai ibu rumah tangga.

"Kalau langganan ibu-ibu sama yang punya warteg sebelah juga mereka beli di saya, udah jadi langganan," kata Udin.

Salah satu langganan Udin yaitu Tuminah. Dia sering membeli daging kerang hijau untuk disajikan di warung makan miliknya, tak jauh dari pasar. Kata dia, menu sambal kerang hijau selalu tersedia. Mengolah kerang hijau juga mudah. Kata dia, kerang hijau tak harus direbus terlebih dahulu atau dicuci bersih.

"Mudah kalau masak kerang, kan udah ada bumbu jadi di pasar sini, ya tinggal beli itu aja. Langsung di tumis. Kalau kerang hijau itu kan gampang," kata Tuminah.

Tuminah mengatakan, beberapa pelanggan warungnya yang menyantap kerang hijau tidak ada yang sakit. Menurutnya, meskipun diambil dari air laut yang disebut tercemar, tapi dia mengolahnya secara bersih. Indra (21) seorang supir angkot yang sering mengkonsumsi kerang hijau olahan Tuminah mengakui tak pernah mengalami sakit. Menurutnya, makanan yang pas di kantongnya dan tetap nikmat di lidah adalah kerang.

"Udah biasa kok, enggak kenapa-kenapa di sini, kan makanannya bersih. Terutama kerang hijau pedas," kata Indra sambil tertawa.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal Arifin, tidak sependapat. Kerang hijau tangkapan dari Teluk Jakarta itu tidak layak dikonsumsi. Sebab kualitas airnya amat buruk. Dia mengatakan, 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta, termasuk Sungai Ciliwung, sangat tercemar. Itu bisa dilihat dari kandungan logam berat merkuri di Teluk Jakarta sudah melewati ambang batas.

Dalam penelitiannya yang berjudul 'Kandungan Merkuri dan Arsenik di Sampel Makanan Laut di Teluk Jakarta', ikan tuna di Teluk Jakarta memiliki kandungan merkuri 0,68 dan arsenik 3,47. Kemudian, ikan laut memiliki kandungan merkuri 0,58 dan arsenik 2,71.

"Kerang hijau di Teluk Jakarta memiliki kandungan arseniknya yang tinggi, 6,77, tiga kali lipat dari batas yang bisa dikonsumsi," kata Zainal saat memaparkan hasil penelitiannya di Gedung LIPI, Jakarta.

Efek ditimbulkan menurut dia juga beragam. Jika terlalu banyak menyantap kerang hijau yang tercemar akan merusak otak. Karena kandungan merkuri di dalamnya dapat merusak beberapa organ tubuh. Menurut Zainal, sebenarnya jika kerang hijau berada di tempat yang bersih justru memiliki nilai gizi yang baik bagi kesehatan.

"Kami sebagai peneliti hanya bisa menyarankan kepada warga agar tidak mengkonsumi kerang dari Teluk Jakarta karena sudah tercemar," kata Zainal.

Bagi para nelayan, sebaiknya, kata Zainal, mencari ikan di tempat yang jauh dari Teluk Jakarta. Lalu, guna menyelamatkan Teluk Jakarta, hal terbaik menurut dia yaitu dibenahi dari hulunya. Pemerintah memberlakukan aturan yang tegas dengan mengatur pembuang limbah pertanian, limbah industri dan limbah rumah tangga. Kemudian, kata Zainal mengubah pola pikir warga buat menghentikan membuang sampah ke sungai. Sebab kalau masih dilakukan, sampai kapan pun Teluk Jakarta tak bakal bisa bersih.

Tidak ada komentar

DILARANG KOMENTAR BERSIFAT SPAM DAN PROMO THANKS :)